CIMAHI, (PERAKNEW).- Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Cimahi Ngatiyana menghadiri acara penanaman pohon di kawasan Kampung Adat Cireundeu, RW 10, Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi, belum lama ini.
Dalam kesempatan tersebut, Ngatiyana memimpin penanaman pohon Nangka bersama sesepuh warga setempat. Ada sekitar 50 batang pohon yang ditanam di kawasan tersebut untuk menjaga kelestarian alam, “Kita melaksanakan penanaman pohon secara serentak dengan tujuan kita harus mencitai dan menjaga alam,” ujar Ngatiyana.
Dikatakan Ngatiyana, penanaman pohon seperti ini memiliki banyak manfaat bagi alam. Seperti untuk memininalisir terjadinya berbagai bencana alam seperti longsor dan banjir. Kemudian yang terpenting adalah menjaga kawasan serapan air, “Kita harus mencintai alam sehingga sehingga tidak terjadi bencana akibat tangan tangan kita yang tidak memiliki kepedulian terhadap alam dan lingkungan,” tandas Ngatiyana.
Sesepuh Kampung Adat Cireundeu, Abah Widi berharap pohon-pohon ini bukan hanya sekedar ditanam namun harus dijaga bersama-sama sebagai upaya untuk mempertahankan kelestarian alam dan lingkungan di wilayahnya, “Saya tidak mengatakan semuanya masih terjaga, tapi 90 persen masih lestari. Mudah-mudahan bukan hanya penanaman, intinya perawatannya. Harus dijaga bersama biar ada manfaat untuk masyarakat dan alam,” imbuh Abah Widi.
Pihaknya mempersilahkan warga yang membutuhkan pohon untuk ditebang, hanya saja dengan catatan harus ada pohon penggantinya yang ditanam. Hal itulah yang ditanamkan di Kampung Adat Cireundeu.
Sebab, kata dia, urusan adat di wilayahnya ada yang dinamakan makhluk cicing seperti pepohonan. Kemudian makhluk polang anting seperti satwa hingga makhluk eling yakni manusia, “Jadi kalau ada orang bawa senapan angin ke sini, abah suruh pulang lagi. Jangan ganggu hewan yang ada di Cireundeu karena itu keindahan alam. Mudah-mudahan kita sadar jangan sampai sembarangan merusak alam, merusak tanaman,” imbuhnya.
Abah Widi tak ingin bencana longsor tahun 2005 akibat tertimbun longsoran sampah terjadi lagi. Untuk itu, kata dia, masyarakat dan semua pemangku jabatan harus sama-sama menjaga dan melestarikan alam, “Mudah-mudahan ke depan menjadi oksigen dan kekuatan alam yang baik yang kita damba-dambakan,” tandas Abah Widi. (Harold)