GARUT, JAWA BARAT.- Bola voli bagi masyarakat Indonesia adalah salah satu olahraga paling digemari, terbukti hampir di tiap RW pasti tidak sulit menemukan lapangan voli, apalagi olahraga ini dianggap paling terjangkau bagi kalangan manapun, tidak terkecuali di Garut. Maka tidak heran, banyak atlet potensi berasal dari daerah berjuluk Swiss Van Java ini.
Prestasinya pun cukup mumpuni, baik tingkat Jawa Barat maupun nasional, bahkan internasional.
Sebut saja, misalnya, Uus Susansyah(43), pria kelahiran Asli Garut (Asgar) ini memiliki segudang prestasi membanggakan. Ia pernah jadi skuat Timnas Bola Voli Asian Games 1998 hingga masuk ranking 6 asia.
Tahun 2001 pria dengan tinggi badan 188 cm dan berat badan 83 kg ini di tahun 2001 memperkuat Indonesia di Seagames dengan meraih medali perunggu, di Seagames berikutnya (2003) bersama timnya meraih medali emas.
Namun sayang di Seagames 2005 bersama Loudry Maspaitella, Cs, pria beristrikan Eri Juwita ini gagal tampil akibat cedera yang dialaminya. “Abdi pas bade Seagames-na cedera di Filipina, janten teungiring (saya pas mau Seagames-nya cedera di Filipina, jadi tidak ikut),” ujar Uus saat memimpin latihan, Kamis (6/8/2020).
Sederet prestasi dengan piala, piagam dan medali telah menghiasi rumahnya di Komplek Singgasana Residence, Buah Batu, Kota Bandung.
Tidak hanya Seagames, Uus juga telah menjadi bagian timas bola voli di Qualifikasi Kejuaraan Dunia berturut-turut tahun 2001, 2003 dan 2005.
Ia pun tidak pernah absen di Proliga – sebuah kompetisi bola voli profesional - sejak 2002 hingga 2009. Puncak prestasinya, ia dinobakan sebagai pemain terbaik sekaligus membawa klubnya meraih juara Proliga 2002.
Akhirnya negara pun memberikan penghargaan kepada pria yang dikarunia 4 putra-putri ini dengan diangkatnya sebagai ASN (Aparatur Sipil Negara) jalur prestasi di Dinas Olahraga Provinsi Jawa Barat pada tahun 2010.
Uus pun mendirikan klub di Bandung dengan nama Persatun Bola Voli (PBV) Bina Cijawura (BC) hingga meraih puncak prestasi terbaiknya sebagai Juara 2 Kejurnas Divisi 1 sekaligus memastikan klub binaannya berhasil lolos ke LIVOLI DIVISI UTAMA 8 Besar Nasional.
Tahun 2018, ia dialihtugaskan Ke SAMSAT Garut pada awal Januari 2020. Gayung bersambut, ia pun mulai mendirikan sekolah bola voli dengan nama Diklat Voli Bina Taruna. Diklat ini menjaring anak-anak usia dini SD dan SMP, sehingga target awalnya hanya ingin membentuk attitude yang baik bagi anak-anak asuhannya serta mental seorang atlet dengan teknik dasar yang baik.
“Sehingga ketika atlet tersebut naik ke jenjang yang lebih tinggi, atlet tersebut sudah siap,” ujarnya didampingi 4 orang pelatihnya (Uus, Ibnu, Dea dan Dies) yang telah memiliki 50 atlet pemula dan 30 atlet senior.
Sedangkan untuk usia setingkat SMA atau sederajat, diharapkan menjadi atlet voli handal yang bisa menunjang dan membantu menggapai cita-citanya.
“Yang paling utama melalui olahraga voli masa depan mereka dapat lebih baik,” ujar pria lulusan SMEA Negeri Garut Tahun 1991 yang ditemui di rumah lamanya, Jalan Terusan Pembangunan (Pataruman) Garut.
Di nuansa HUT ke-75 Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, bukan tidak mungkin dengan kehadirannya di Kota Intan Garut ini, akan lahir generasi-generasi emas baru dari tangan seorang mantan atlet yang kini berkarir di kepelatihan dan berpengalaman menjadi asisten pelatih di Kub Pertamina (2015-2016) dan Asisten Pelatih Bank BJB (2017-2018) ini.
“Sudah saatnya saya mengucapkan terima kasih kepada Garut dan Jabar, serta Indonesia dengan mengabdikan diri melalui diklat yang saya dirikan ini,” ujar Uus mengakhiri obrolannya.