JAWA BARAT INFO.my.id - Selasa (21/7/2020) pukul 20.21.43 WIB, wilayah Sukabumi Jawa Barat kembali diguncang gempa tektonik. Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempa ini berkekuatan M 2,8. Episenter terletak pada koordinat 7,02 LS dan 106,96 BT, tepatnya di darat pada jarak 10 kilometer arah tenggara Kota Sukabumi pada kedalaman 9 kilometer. Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya tampak bahwa gempa yang terjadi merupakan jenis gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake) di zona Sesar Cimandiri.
Gempa ini dirasakan di wilayah Kota Sukabumi dengan skala intensitas II MMI dengan diskripsi getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang. Sementara di Nyalindung guncangan dirasakan dalam Skala Intensitas III MMI dengan diskripsi getaran dirasakan seakan-akan ada truk berlalu.
Informasi yang didapat BMKG dari Kepala Dusun Karikil di Nyalindung menunjukkan bahwa sejumlah warga sempat lari berhamburan keluar rumah akibat terkejut karena guncangan gempa yang terjadi secara tiba-tiba. Patut disyukuri hingga pagi hari ini belum ada laporan mengenai kerusakan sebagai dampak gempa tersebut. Kawasan paling aktif gempa Menurut Daryono, Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, wilayah Sukabumi dan Lebak dalam beberapa tahun terakhir memang mengalami peningkatan aktivitas gempa bumi.
"Berdasarkan data sebaran akitivitas gempa di Pulau Jawa sejak 2019 tampak bahwa wilayah Jawa Barat merupakan kawasan dengan aktivitas seismisitas paling aktif di Jawa Barat," kata Daryono.
Dia menerangkan lebih lanjut, aktivitas gempa tidak hanya terjadi di zona megathrust tetapi frekuensi aktivitas gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake) akibat aktivitas sesar aktif juga sangat tinggi. "Khusus data gempa sejak Januari 2020 saja menunjukkan sudah terjadi lebih dari 35 aktivitas gempa di Jawa barat dan Benten yang guncangannya dirasakan oleh masyarakat," ungkap dia.
Dengan meningkatnya aktivitas gempa bumi di wilayah ini, Daryono mengimbau masyarakat sepatutnya perlu untuk selalu waspada.
Warga harus memahami cara selamat saat terjadi gempa. "Aktivitas gempa sebenarnya tidak membunuh dan melukai, tetapi rumah tembok dengan struktur lemah dapat roboh dan menimpa penghuninya," jelasnya.
"Karena wilayah Sukabumi dan Lebak adalah daerah rawan gempa maka wajib membangun bangunan tahan gempa." Jika ada warga yang belum mampu membangun rumah tahan gempa dengan struktur yang kuat maka ada pilihan lain yaitu membangun rumah dari bahan ringan seperti kayu dan bambu yang didisain menarik. "Inilah cara agar kita dapat harmoni dengan alam yang rawan gempa sehingga kita dapat selamat saat terjadi gempa," tutupnya.
Selasa (21/7/2020)
pukul 20.21.43 WIB, wilayah Sukabumi Jawa Barat kembali diguncang gempa
tektonik.
Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempa ini berkekuatan M 2,8.
Episenter terletak pada koordinat 7,02 LS dan 106,96 BT, tepatnya di
darat pada jarak 10 kilometer arah tenggara Kota Sukabumi pada kedalaman
9 kilometer.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya tampak
bahwa gempa yang terjadi merupakan jenis gempa kerak dangkal (shallow
crustal earthquake) di zona Sesar Cimandiri.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Selalu Waspada, Jawa Barat adalah Daerah Paling Aktif Gempa di Pulau Jawa", https://www.kompas.com/sains/read/2020/07/22/090446723/selalu-waspada-jawa-barat-adalah-daerah-paling-aktif-gempa-di-pulau-jawa?page=all.
Penulis : Gloria Setyvani Putri
Editor : Gloria Setyvani Putri
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Selalu Waspada, Jawa Barat adalah Daerah Paling Aktif Gempa di Pulau Jawa", https://www.kompas.com/sains/read/2020/07/22/090446723/selalu-waspada-jawa-barat-adalah-daerah-paling-aktif-gempa-di-pulau-jawa?page=all.
Penulis : Gloria Setyvani Putri
Editor : Gloria Setyvani Putri