CIMAHI, (PERAKNEW).– Pemkot Cimahi sudah menyiapkan Tim Kesana-kesini (Takesi) untuk mengantisipasi membludaknya volume sampah dari aliran sungai sepanjang musim penghujan ini.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (Ka DLH) Kota Cimahi, Mochammad Ronny mengatakan, Tim Takesi merupakan petugas kebersihan khusus yang diberikan mandat untuk membersihkan kawasan tertentu. Seperti membersihkan sampah yang dikumpulkan Tim Kecebong milik Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman (DPKP) Kota Cimahi dari aliran sungai, “Jadi kalau misal Jalan Kolmas perlu dibersihkan, nah kita arahkan ke sana. Atau ada sampah yang menumpuk di ujung aliran sungai kita bersihkan,” kata Ronny saat ditemui di Pemkot Cimahi, Jalan Rd. Hardjakusumah, belum lama ini.
Dikatakannya, total personel Tim Takesi mencapai 20 orang yang terbagi ke dalam dua tim. Mereka bertugas setiap hari mengunjungi titik-titik yang akan dibersihkan.
Ronny menyebutkan, ada dua titik akhir yang kerap terjadi penumpukan akhir sampah pada aliran sungai. Yakni di wilayah Gempol, Kelurahan Melong dan dan Cihujung Kelurahan Utama. Keduanya masuk wilayah Kecamatan Cimahi Selatan.
Khusus di ujung aliran sungai di Gempol, pihaknya sudah menyiagakan dump truk terbuka untuk menampung sampah dari sungai, yang diangkut seminggu sekali. Hanya saja yang jadi persoalan adalah penanganan sampah diujung Sungai Cihujung, “Dari titik sampah yang dikumpulkan oleh Tim Kecebong milik Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman (DPKP) Kota Cimahi ke jalan cukup jauh jaraknya,” ujarnya.
Ronny tak menampik sejauh ini masih banyak prilaku buruk dari masyarakat yang membuang sampah ke aliran sungai. Imbasnya, saat hujan terjadi sampah biasanya menumpuk di hilir dan berpotensi menyebabkan banjir jika tidak dibersihkan, “Kita tidak memungkiri banyak yang buang sampah di saluran. Sampah sampai melimpah ke jalan kita bersihkan dengan tim itu (Takesi),” jelas Ronny.
Meski volume sampah dari aliran sungai cenderung meningkat saat musim hujan, terang Ronny, jumlah sampah yang dibuang ke TPA Sarimukti di Kabupaten Bandung Barat (KBB) sejauh ini masih berkisar sekitar 6.000 ton per bulan, “Dari yang diangkut ke TPA masih 6.000 ton satu bulan. Rata-rata 213 ton per hari,” tandasnya. (Harold)