KOTA CIMAHI, (PERAKNEW).- Kecamatan Cimahi Selatan, Kabupaten Kota Cimahi merupakan salah satu wilayah yang rawan terhadap terjadinya tindakan kriminal. Pasalnya, selain tingkat kepadatan penduduknya yang tinggi, Cimahi Selatan juga merupakan daerah yang berada di perbatasan antara Kota Bandung dan Kabupaten Bandung.
Camat Cimahi Selatan, Tuti Hestiantina mengatakan, untuk mencegah terjadinya tindak kejahatan, pihaknya terus berupaya meningkatkan keamanan. Salah satunya dengan menerapkan sistem Monitoring Siskamling (Monsis) di setiap RW.
“Ini (Monitoring Siskamling) jadi program utama di sini. Sudah diterapkan sejak awal tahun 2019. Saat ini penerapannya diprioritaskan pada RW di kelurahan yang tingkat kerawanannya tinggi,” kata Tuti usai pelaksanaan Apel siaga tingkat kecamatan, di Technopark, Jalan Baros, belum lama ini.
Kendati demikian, Tuti mengaku, saat ini belum semua RW di setiap kelurahan melaksanakan monitoring siskampling. Dirinya baru memprioritaskan beberapa kelurahan saja, “Saat ini baru di Melong, Leuwigajah, Cibeber. Program ini, bukan hanya untuk mencegah terjadinya kriminal, tapi juga mencegah terjadinya potensi keributan antar kelompok warga,” ucapnya.
Dalam program ini, lanjutnya, sistem pelaporan dilakukan oleh ketua RT dan ketua RW melalui kelurahan, lalu dilanjutkan ke kecamatan. Setelah diterima, lalu akan dilakukan monitoring dan evaluasi tingkat keamanan dan kerawanannya, “Kita undang sebulan dua kali pengurus RT dan RW, lalu mereka memaparkan hasil laporan kegiatan monitoring siskamlingnya. Kita juga langsung laporkan ke Polsek dan Koramil,” jelasnya.
Dia menjelaskan, monitoring siskamling juga diterapkan untuk mengawasi keluar masuknya warga pendatang yang mayoritas berdomisili di kawasan Kelurahan Melong dan Kelurahan Utama, “Menjelang Pemilu 2019 ini juga semakin digiatkan dan diintensifkan. Kalau ada warga pendatang yang tidak lapor aparat RT dan RW, maka akan kita periksa izin tinggalnya, jangan sampai ada yang ilegal,” tandasnya. (Harold)