CIMAHI, (PERAKNEW).- Dinas Lingkungan Hidup (DLH) menggelontorkan uang hingga Rp 566 juta untuk pengadaan roda atau gerobak sampah tahun 2018.
Uang yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Cimahi itu digunakan untuk membeli 44 gerobak sampah dan 29 motor sampah.
Bantuan operasional untuk penanganan sampah itu diserahkan secara simbolis oleh Wali Kota Cimahi, Ajay Muhammad Priatna di Technopark Cimahi, Jalan Raya Baros, belum lama ini.
Plt Kepala Dinas DLH Kota Cimahi, Budi Raharja yang didampingi Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B3, Djani Ahmad Nurjani mengatakan, penambahan gerobak dan motor sampah ini berdasarkan usulan dari warga.
“Ini berdasarkan usulan dari warga yang mengelola sampah. Jadi diberikannya kepada yang membutuhkan,” ujar Budi.
Dikatakannya, pembelian gerobak dan motor sampah ini memang kurang mencukupi untuk memenuhi sekitar 312 Rukun Warga (RW) se-Kota Cimahi. Namun, kata Budi, dengan adanya armada sampah baru ini sedikitnya bisa menambah layanan cakupan penanggulangan sampah di Kota Cimahi.
Dikatakannya, hingga saat ini cakupan pelayanan sampah di Kota Cimahi diklaim telah mencapai 87 persen. “Cakupan pelayanan sampah itu meliputi peyanan dan penanganan sampah,” tuturnya.
Namun, kata dia, dari total 87 persen cakupan pelayanan sampah itu, kebanyakan masih diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Sarimukti, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Sementara yang dikelola oleh warga maupun tempat pembuangan sampah terpadu masih minim.
Dalam sehari, kata Budi, tumpukan volume sampah di Kota Cimahi mencapai 220-250 ton per hari. Sementara yang berhasil diangkut ke TPAS Sarimukti per hari baru sekitar 190-210 ton. Sisanya dikelola warga dan TPS terpadu.
“Kita sedang mengeduaksi warga agar mengurangi pembuangan sampah ke TPA,” ucapnya.
Diakuinya, hasil edukasi warga agar bisa mengelola sampah sejak di rumah belum terlalu signifikan. Namun, kata dia, edukasi terhadap warga bakal terus menjadi fokus pihaknya. Tujuannya, agar volume sampah yang diangkut ke TPAS semakin berkurang.
“Progresnya tidak terlalu besar. Sampai saat ini baru sekitar 11 persen pengurangan. Kita akan lebih fokus kepada pengurangan. Misal tak menggunakan alat plastik. Tidak terlalu banyak menggunakan kertas,” pungkasnya. (Harold)