CIMAHI, (PERAKNEW).- Kelurahan Pasir Kaliki, Kecamatan Cimahi Utara, mewakili Kota Cimahi dalam perlombaan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) tingkat Provinsi Jawa Barat (Jabar) 2017. Nantinya akan bersaing dengan kelurahan dari Kota Banjar dan Kota Sukabumi, untuk mewakili Provinsi Jabar dalam perlombaan tingkat Nasional.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Cimahi, Muhammad Yani, mengapresiasi kiprah Kelurahan Pasir Kaliki, yang menurutnya bisa menjadi role model penerapan gotong royong yang sudah jarang diterapkan dalam keseharian.
“Saya rasa gotong royong tidak ada di bangsa lain, Indonesia tetap kukuh sampai sekarang. Gotong royong juga merupakan sebuah cermin budaya bangsa yang harus dipertahankan,” ujarnya disela-sela penerimaan tim penilai BBGRM Provinsi Jabar, di Kelurahan Pasir Kaliki, Jln. Ranca Bali Kota Cimahi, belum lama ini.
Dijelaskan oleh Yani, Kelurahan Pasir Kaliki mewakili Cimahi karena kelurahan tersebut memiliki keunikan disertai beberapa inovasi yang telah dilakukan, seperti upaya membina keragaman budaya, suku bangsa, agama dengan masyarakatnya yang bisa kuat dari sisi kegotong royongannya.
Dirinya juga salut dengan partisipasi dan kesukarelaan masyarakat dalam bergotong royong, tidak hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah pusat atau daerah.
“Kelurahan Pasir Kaliki ini merupakan salah satu kandidat terbaik untuk tingkat Jabar. Sekarang Cimahi masuk tiga besar dan mudah-mudahan bisa mewakili provinsi di tingkat nasional,” jelasnya.
Ia berharap, kedepan tidak hanya Kelurahan Pasir kaliki saja yang menerapkan budaya gotong royong, melainkan turut diikuti kelurahan-kelurahan lain bersama menumbuhkan kembali gotong royong sebagai budaya bangsa.
“Karena ini rutin, jelas nanti akan kita berikan pemahama dan masukan kepada kelurahan lain untuk menerapkan budaya gotong royong secara sukarela, bukan karena paksaan,” tegasnya.
Sementara itu, Wardana, tim penilai sekaligus Kepala Bidang Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Provinsi Jabar menjelaskan, jika pelaksanaan penilaian BBGRM tingkat Provinsi Jabar dan Cimahi bertujuan untuk melihat kebersamaan, tingkat keswadayaan masyarakat, serta kepedulian terhadap dirinya dan juga lingkungan sekitar.
“Intinya kita ingin tahu tingkat partisipasi masyarakat dalam menjalankan kehidupan sehari-harinya. Jangan lupa juga bahwa ruh dari bangsa kita adalah gotong royong dan itulah yang mengantarkan bangsa kita seperti sekarang ini,” bebernya.
Terkait kriteria penilaian, lanjut Wardana, ada empat kriteria yang diperhatikan, yaitu bidang kemasyarakatan, bidang ekonomi, bidang sosial agama dan budaya, dan juga bidang lingkungan hidup dengan masing-masing bidang ada indikatornya.
“Semua itu pastinya ada di masyarakat, namun yang kita gali lebih ketingkat partisipasi dan kesadaran masyarakatnya yang betul-betul tinggi,atau hanya sekedar perintah dari kelurahan atau kecamatan saja bisa seperti itu,” ungkapnya. Harold